BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Saat
ini proses belajar yang baik dan benar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Sehingga bimbingan sangat dibutuhkan dalam proses belajar siswa. Proses belajar
siswa banyak memiliki macam cara untuk mengetahui bagaimana masalah-masalah apa
saja yang dialami siswa.
Siswa
yang mengalami masalah cara belajar dapat dikenali melalui prosedur
pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan
sikap dan kebiasaan belajar, dan pengamatan.
Bimbingan
juga memberikan upaya yang membantu siswa yang mengalami masalah belajar
seperti pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar,
pengembangan sikap dan kebiasaan dan kebiasaan belajar yang baik.
Kehadiran bimbingan belajar di sekolah merupakan hal yang
sangat penting dalam rangka membantu peserta didik agar mampu melakukan
penyesuaian diri dengan tuntutan akademis, sosial, dunia kerja, dan tuntutan
psikologis sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dapat diperoleh beberapa rumusan masalah seperti
berikut.
1.
Apa pengertian dari
layanan bimbingan belajar?
2.
Apa sajakah masalah
dalam belajar?
3.
Apa saja upaya dalam
membantu siswa yang mengalami masalah belajar?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis bertujuan
sebagai berikut.
1.
Memaparkan pengertian
dari layanan bimbingan belajar
2.
Memaparkan masalah
dalam belajar
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan
belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan
yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak
mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Bimbingan
belajar juga merupakan usaha bimbingan kepada siswa untuk mengatasi
kesulitannya dalam bidang belajar. Bentuk bimbingan belajar seperti membentuk
kelompok belajar, memberikan informasi tentang cara belajar yang baik,
informasi cara-cara mengatur jadwal belajar, cara menyesuaikan perhatian dalam
belajar, memberikan informasi pola-pola belajar, dan sebagainya.
Kehadiran bimbingan belajar di sekolah merupakan hal yang
sangat penting dalam rangka membantu peserta didik agar mampu melakukan
penyesuaian diri dengan tuntutan akademis, sosial, dunia kerja, dan tuntutan
psikologis sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
B.
Pengenalan
Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Di
sekolah, disamping banyaknya siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar,
sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti angka-angka rapor rendah,
tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya.
Secara
umum, siswa-siswa yang seperti itu dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang
mengalami masalah belajar. Masalah belajar memiliki yang banyak ragamnya, yang
pada umumnya dapat digolongkan atas:
a.
Keterlambatan
akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi
yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b. Ketercepatan dalam
belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat
akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih
memerlukan
tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat
tinggi itu.
c.
Sangat
lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa
yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan
untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
d.
Kurang
motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa
yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampah tidak semangat
dan malas.
e.
Bersikap
dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu
kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari tidak dengan
sewajarnya, seperti menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru,
tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.
Siswa yang
mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali dengan melakukan
beberapa prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar,
skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, dan pengamatan.
a.
Tes
Hasil Belajar
Tes
hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana
siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang ditelah diberikan
sebelumnya. Siswa-siswa dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran apabila dia
telah menguasai sebagian besar materi yang berhubungan dengan tujuan pengajaran
yang telah diberikan.
b.
Tes
Kemampuan Dasar
Setiap
siswa memiliki kemampuan dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan
dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengadministrasikan tes
inteligensi yang sudah baku. Beberapa tes yang terkenal dalam bidang ini antara
lain ialah Progressive Matrices (PM),
Wechsler Intelligence Scale (WAIS dan
WISC), Stanford Binet Intelligence Scale (SBIS).
c.
Skala
sikap dan kebiasaan belajar
Sikap dan kebiasaan
belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar. Sebagian dari
hasil belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan siswa dalam
belajar. Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa sikap dan kebiasaan
berpengaruh terhadap hasil belajar.
d.
Tes
Diagnostik
Tes diagnostik
merupakan intrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami
oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
e.
Analisis
Hasil Belajar atau Karya
Analisis belajar atau
karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostik. Tujuannya sama, yaitu
mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran
tertentu.
Perbedaanya
jika tes diagnostik itu disusun, dibakukan, dan diselenggarakan dalam bentuk
tes (sebagian besar tertulis. Jika analisis belajar atau karya itu dilaksanakan
dengan memeriksa secara langsung materi hasil belajar secara langsung hasil
belajar siswa, baik melalui tulisan, bentuk grafik atau gambar, bentuk tiga
dimensi atau model, maket, dan hasil kerajinan tangan serta gerak dan suara.
Atau bisa dalam bentuk foto, film, atau rekaman video.
C.
Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang
mengalami masalah dalam belajar perlu mendapat bantuan, agar masalahnya tidak
terus berlarut-larut yang akan mempengaruhi proses perkembangan siswa. Upaya
yang dapat dilakukan adalah:
1.
Pengajaran
Perbaikan
Pengajaran Perbaikan adalah suatu
bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang
menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
dalam proses dan hasil belajar mereka. Bentuk kesalahan-kesalahan yang pokok
berupa kesalahan pengertian, dan tidak menguasai konsep-konsep dasar. Apabila
kesalahan-kesalahan itu diperbaiki, maka siswa mempunyai kesempatan untuk
mencapai hasil belajar yang optimal.
2.
Kegiatan
Pengayaan
Kegiatan
pengayaan adalah suatu layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa
orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas
tambahan yang telah dimiliki dalam kegiatan belajar sebelumnya. Siswa-siswi
seperti ini sering muncul dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sistem pengajaran yang terencana secara baik.
3.
Peningkatan
motivasi belajar
Di sekolah
sebagian siswa mungkin telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi
sebagian mungkin belum. Di sisi lain mungkin ada siswa yang awalnya
motifnya kuat, tetapi menjadi pudar.
Tingkahlaku seperti kurang bersemangat, jera, merasa malas, dan sebagainya,
dpaat dijadikan indikator kurang kuatnya motivasi dalam belajar. Guru,
konselor, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan
motivasi dalam belajar. Prosedur-prosedur yang digunakan adalah dengan:
a. Memperjelas
tujuan-tujuan belajar
b. Menyesuaikan
pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa
c. Menciptakan
suasana pembelajaran yang mennatang, merangsang dan menyenangkan
d. Memberikan
hadiah dan hukuman bila perlu
e. Menciptakan
suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid
f. Melengkapi
sumber dan peralatan belajar
4.
Pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap siswa diharapkan
menerapka sikap dan kebiasaan belajar
yang efektif/ tetapi tidak menutup kemungkinan ada siswa yang mengamalkan sikap
dan kebiasaan yang tidak diharapkan dan efektif. Apabila memiliki sikap dan kebiasaan
seperti itu, maka dikhawatirkan siswa yang bersangkutan tidak akan mencapai
jasil belajar yang baik, karena hasil belajar yang baik diperoleh melalui usaha
atau bahkan perjuangan yang keras.
Sebagian siswa
memang memerlukan bantuan untuk mampu melihat sikap dan kebiasaan belajar yang
dimiliki. Melalui bantuan itu diharapkann dapat menemukan kelemahan-kelemahan
dalam belajar, dan selanjutnya berusaha mengubah atau memperbaiki
kelemahan-kelemahannya. Untuk itu siswa hendaknya didorong untuk meninjau sikap
dan kebiasaannya dalam hubungan dengan prinsip-prinsip belajar seperti:
a. Belajar
melibatkan diri secara penuh, lebih dari sekedar membaca bahan-bahan yang
tercetak dalam buku-buku teks
b. Efisiensi
belajar akan meningkat apabila perbuatan belajar itu didasarkan atas rencana
atau tujuan yang nyata dan hasil dapat diukur
c. Kata-kata,
ungkapan-ungkapan, dan kalimat-kalimat yang ada dalam bahan yang dipelajari
harus dibaca dengan penuh pengertian
d. Sebagian
bahan belajar hanya dapat dipelajari dengan baik jika menggunakan seluruh
metode belajar
e. Belajar
dalam suasana terpaksa tidak memberikan harapan besar untuk berhasil dengan
baik
Sikap dan
kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali
perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencara, terutama oleh guru-guru,
konselor, dan orang tua siswa. Untuk itu siswa hendaknya dibantu dalam hal:
a. Menemukan
motif-motif yang tepat dalam belajar
b. Memelihara
kondisi kesehatan yang baik
c. Mengatur
waktu belajar, baik di sekolah maupun di rumah
d. Memilih
tempat belajar yang baik
e. Belajar
menggunakan sumber belajar yang kaya, seperti buku-buku teks dan referensi
lainnya
f. Membaca
secara baik dan sesuai dengan kebutuhan
g.
Tidak malu bertanya
untuk hal-hal yang tidak diketahui kepada guru, teman atau siapapun juga
Dalam layanan
bimbingan belajar peranan guru dan konselor adalah saling membantu, mengisi dan
menunjang. Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan menafsirkan
nilai-nilai hasil belajar, tetapi tes itu dibuat oleh guru.
Tes kemampuan
dasar (intelegensi) dan skala sikap dan kebiasaan belajar harus dibekukan
terlebih dahulu. Konselor secara langsung menyelenggarakan tes dan skala itu
sampai didapatkannya hasil dan penafsiran yang
dapat diterapkan dalam pelayanan bimbingan belajar. Tes diagnostik dan
analisisi hasil belajar lebih banyak dilakukan oleh guru, karena materi kedua
instrumen/prosedur itu secara langsung terkait pada hasil usaha pembelajaran
yang dikelola oleh guru. Konselor membantu merancang dan memberikan
pertimbangan tentang penyelenggaraan tes diagnostik dan analisis hasil belajar.
Berdasarkan
hasil-hasil pengungkapan kelemahan dan kekuatan siswa dengan mempergunakan
instrumen/prosedur di atas, konselor dan guru merancang layanan bimbingan
belajar bagi siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun kelompok
, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan kelompok belajar, bimbingan/konseling
kelompok atau individual.
Layanan yang
materinya lebih banyak menyangkut penguasaan bahan pembelajaran menuntut
peranan guru lebih besar, sedangkan pelayanan yang menuntut pengembangan
motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar menuntut lebih banyak peranan
konselor. Keadaan yang lebih dikehendaki ialah apabila kedia pihak selalu
bahu-membahu meningkatkan kemampuan siswa belajar, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bimbingan
belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan
yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak
mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Kehadiran bimbingan belajar di sekolah merupakan hal yang
sangat penting dalam rangka membantu peserta didik agar mampu melakukan
penyesuaian diri dengan tuntutan akademis, sosial, dunia kerja, dan tuntutan
psikologis sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Sehingga
bimbingan sangat dibutuhkan dalam proses belajar siswa. Proses belajar siswa
banyak memiliki macam cara untuk mengetahui bagaimana masalah-masalah apa saja
yang dialami siswa.
Siswa
yang mengalami masalah cara belajar dapat dikenali melalui prosedur
pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan
sikap dan kebiasaan belajar, dan pengamatan.
Bimbingan
juga memberikan upaya yang membantu siswa yang mengalami masalah belajar
seperti pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar,
pengembangan sikap dan kebiasaan dan kebiasaan belajar yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar