Music Playlist

Selasa, 21 April 2015

Layanan Bimbingan Belajar



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Saat ini proses belajar yang baik dan benar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga bimbingan sangat dibutuhkan dalam proses belajar siswa. Proses belajar siswa banyak memiliki macam cara untuk mengetahui bagaimana masalah-masalah apa saja yang dialami siswa.
Siswa yang mengalami masalah cara belajar dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, dan pengamatan.
Bimbingan juga memberikan upaya yang membantu siswa yang mengalami masalah belajar seperti pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, pengembangan sikap dan kebiasaan dan kebiasaan belajar yang baik.
 Kehadiran bimbingan belajar di sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membantu peserta didik agar mampu melakukan penyesuaian diri dengan tuntutan akademis, sosial, dunia kerja, dan tuntutan psikologis sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh beberapa rumusan masalah seperti berikut.
1.                Apa pengertian dari layanan bimbingan belajar?
2.                Apa sajakah masalah dalam belajar?
3.                Apa saja upaya dalam membantu siswa yang mengalami masalah belajar?
C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis bertujuan sebagai berikut.
1.    Memaparkan pengertian dari layanan bimbingan belajar
2.    Memaparkan masalah dalam belajar
3.       Memaparkan upaya dalam membantu siswa yang mengalami masalah belajar.
Selanjutnya...

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Layanan Bimbingan  Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Bimbingan belajar juga merupakan usaha bimbingan kepada siswa untuk mengatasi kesulitannya dalam bidang belajar. Bentuk bimbingan belajar seperti membentuk kelompok belajar, memberikan informasi tentang cara belajar yang baik, informasi cara-cara mengatur jadwal belajar, cara menyesuaikan perhatian dalam belajar, memberikan informasi pola-pola belajar, dan sebagainya.
Kehadiran bimbingan belajar di sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membantu peserta didik agar mampu melakukan penyesuaian diri dengan tuntutan akademis, sosial, dunia kerja, dan tuntutan psikologis sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

B.     Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Di sekolah, disamping banyaknya siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya.
Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar. Masalah belajar memiliki yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas:

a.      Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b.      Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih
memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi itu.
c.       Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
d.      Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampah tidak semangat dan malas.
e.       Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari tidak dengan sewajarnya, seperti menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.

Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali dengan melakukan beberapa prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, dan pengamatan.

a.      Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang ditelah diberikan sebelumnya. Siswa-siswa dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar materi yang berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah diberikan.

b.      Tes Kemampuan Dasar
Setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku. Beberapa tes yang terkenal dalam bidang ini antara lain ialah Progressive Matrices (PM), Wechsler Intelligence Scale (WAIS dan WISC), Stanford Binet Intelligence Scale (SBIS).
c.       Skala sikap dan kebiasaan belajar
Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar. Sebagian dari hasil belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar. Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa sikap dan kebiasaan berpengaruh terhadap hasil belajar.
d.      Tes Diagnostik
Tes diagnostik merupakan intrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
e.       Analisis Hasil Belajar atau Karya
Analisis belajar atau karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostik. Tujuannya sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu.

Perbedaanya jika tes diagnostik itu disusun, dibakukan, dan diselenggarakan dalam bentuk tes (sebagian besar tertulis. Jika analisis belajar atau karya itu dilaksanakan dengan memeriksa secara langsung materi hasil belajar secara langsung hasil belajar siswa, baik melalui tulisan, bentuk grafik atau gambar, bentuk tiga dimensi atau model, maket, dan hasil kerajinan tangan serta gerak dan suara. Atau bisa dalam bentuk foto, film, atau rekaman video.

C.    Upaya  Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah dalam belajar perlu mendapat bantuan, agar masalahnya tidak terus berlarut-larut yang akan mempengaruhi proses perkembangan siswa. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

1.      Pengajaran Perbaikan
Pengajaran Perbaikan adalah suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Bentuk kesalahan-kesalahan yang pokok berupa kesalahan pengertian, dan tidak menguasai konsep-konsep dasar. Apabila kesalahan-kesalahan itu diperbaiki, maka siswa mempunyai kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2.      Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah suatu layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang telah dimiliki dalam kegiatan belajar sebelumnya. Siswa-siswi seperti ini sering muncul dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan  sistem pengajaran yang terencana secara baik.

3.      Peningkatan motivasi belajar
Di sekolah sebagian siswa mungkin telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian mungkin belum. Di sisi lain mungkin ada siswa yang awalnya motifnya  kuat, tetapi menjadi pudar. Tingkahlaku seperti kurang bersemangat, jera, merasa malas, dan sebagainya, dpaat dijadikan indikator kurang kuatnya motivasi dalam belajar. Guru, konselor, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasi dalam belajar. Prosedur-prosedur yang digunakan adalah dengan:
a.       Memperjelas tujuan-tujuan belajar
b.      Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa
c.       Menciptakan suasana pembelajaran yang mennatang, merangsang dan menyenangkan
d.      Memberikan hadiah dan hukuman bila perlu
e.       Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid
f.       Melengkapi sumber dan peralatan belajar

4.      Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap siswa diharapkan menerapka  sikap dan kebiasaan belajar yang efektif/ tetapi tidak menutup kemungkinan ada siswa yang mengamalkan sikap dan kebiasaan yang tidak diharapkan dan efektif. Apabila memiliki sikap dan kebiasaan seperti itu, maka dikhawatirkan siswa yang bersangkutan tidak akan mencapai jasil belajar yang baik, karena hasil belajar yang baik diperoleh melalui usaha atau bahkan perjuangan yang keras.

Sebagian siswa memang memerlukan bantuan untuk mampu melihat sikap dan kebiasaan belajar yang dimiliki. Melalui bantuan itu diharapkann dapat menemukan kelemahan-kelemahan dalam belajar, dan selanjutnya berusaha mengubah atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Untuk itu siswa hendaknya didorong untuk meninjau sikap dan kebiasaannya dalam hubungan dengan prinsip-prinsip belajar seperti:
a.       Belajar melibatkan diri secara penuh, lebih dari sekedar membaca bahan-bahan yang tercetak dalam buku-buku teks
b.      Efisiensi belajar akan meningkat apabila perbuatan belajar itu didasarkan atas rencana atau tujuan yang nyata dan hasil dapat diukur
c.       Kata-kata, ungkapan-ungkapan, dan kalimat-kalimat yang ada dalam bahan yang dipelajari harus dibaca dengan penuh pengertian
d.      Sebagian bahan belajar hanya dapat dipelajari dengan baik jika menggunakan seluruh metode belajar
e.       Belajar dalam suasana terpaksa tidak memberikan harapan besar untuk berhasil dengan baik

Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencara, terutama oleh guru-guru, konselor, dan orang tua siswa. Untuk itu siswa hendaknya dibantu dalam hal:
a.       Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar
b.      Memelihara kondisi kesehatan yang baik
c.       Mengatur waktu belajar, baik di sekolah maupun di rumah
d.      Memilih tempat belajar yang baik
e.       Belajar menggunakan sumber belajar yang kaya, seperti buku-buku teks dan referensi lainnya
f.       Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan
g.       Tidak malu bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui kepada guru, teman atau siapapun juga


Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor adalah saling membantu, mengisi dan menunjang. Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan menafsirkan nilai-nilai hasil belajar, tetapi tes itu dibuat oleh guru.
Tes kemampuan dasar (intelegensi) dan skala sikap dan kebiasaan belajar harus dibekukan terlebih dahulu. Konselor secara langsung menyelenggarakan tes dan skala itu sampai didapatkannya hasil dan penafsiran yang  dapat diterapkan dalam pelayanan bimbingan belajar. Tes diagnostik dan analisisi hasil belajar lebih banyak dilakukan oleh guru, karena materi kedua instrumen/prosedur itu secara langsung terkait pada hasil usaha pembelajaran yang dikelola oleh guru. Konselor membantu merancang dan memberikan pertimbangan tentang penyelenggaraan tes diagnostik dan analisis hasil belajar.
Berdasarkan hasil-hasil pengungkapan kelemahan dan kekuatan siswa dengan mempergunakan instrumen/prosedur di atas, konselor dan guru merancang layanan bimbingan belajar bagi siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun kelompok , baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan kelompok belajar, bimbingan/konseling kelompok atau individual.
Layanan yang materinya lebih banyak menyangkut penguasaan bahan pembelajaran menuntut peranan guru lebih besar, sedangkan pelayanan yang menuntut pengembangan motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar menuntut lebih banyak peranan konselor. Keadaan yang lebih dikehendaki ialah apabila kedia pihak selalu bahu-membahu meningkatkan kemampuan siswa belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Kehadiran bimbingan belajar di sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membantu peserta didik agar mampu melakukan penyesuaian diri dengan tuntutan akademis, sosial, dunia kerja, dan tuntutan psikologis sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Sehingga bimbingan sangat dibutuhkan dalam proses belajar siswa. Proses belajar siswa banyak memiliki macam cara untuk mengetahui bagaimana masalah-masalah apa saja yang dialami siswa.
Siswa yang mengalami masalah cara belajar dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, dan pengamatan.
Bimbingan juga memberikan upaya yang membantu siswa yang mengalami masalah belajar seperti pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, pengembangan sikap dan kebiasaan dan kebiasaan belajar yang baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar